BAUBAU – Kebakaran hebat yang melibatkan mobil pengangkut BBM ilegal pada Jumat malam (24/01/2025) di Kelurahan Lipu, Kecamatan Betoambari menjadi awal dari terbongkarnya praktik penimbunan BBM yang telah lama beroperasi secara ilegal. Tak hanya menghanguskan empat rumah warga dan lima Kepala Keluarga harus kehilangan Rumah, kejadian ini memicu amarah masyarakat yang selama ini sudah mencium adanya aktivitas mencurigakan di sejumlah tempat. Sabtu pagi (25/01/2025), kemarahan warga membuahkan hasil. Di beberapa lokasi, ditemukan drum berisi solar dan jenis BBM lainnya yang disimpan rapi, bahkan beberapa penampungan bak disembunyikan di bawah tanah.
Yang membuat publik terkejut, salah satu lokasi penimbunan tersebut berkedok usaha jual ayam potong. Sebuah kedok sederhana tapi efektif untuk mengelabui pihak berwenang dan masyarakat sekitar. Namun, fakta ini justru menimbulkan pertanyaan besar: bagaimana operasi sebesar ini bisa berlangsung tanpa terendus aparat keamanan? Apakah ini cerminan lemahnya pengawasan, atau justru ada pihak-pihak tertentu yang membiarkan bahkan mungkin melindungi aktivitas ilegal tersebut?
Baca juga:
Ini Keberhasilan Polri Ungkap Kasus Narkoba
|
Lemahnya Pengawasan atau Pembiaran Sistematis?
Penimbunan BBM ilegal bukanlah masalah baru. Praktik ini telah menjadi fenomena laten di berbagai daerah di Indonesia, terutama di wilayah yang jauh dari pengawasan ketat. Betoamabari hanyalah salah satu contoh kecil dari masalah yang jauh lebih besar. Namun yang menjadi sorotan adalah, bagaimana aktivitas ini bisa berlangsung begitu lama tanpa ada tindakan tegas? Apakah aparat kepolisian benar-benar tidak mengetahui? Jika benar demikian, ini menunjukkan betapa lemahnya pengawasan di tingkat lokal.
Namun, jika ada indikasi pembiaran atau bahkan keterlibatan oknum, maka ini bukan lagi masalah pengawasan, melainkan masalah integritas penegakan hukum. Warga sekitar mengaku telah lama mencurigai adanya aktivitas ilegal di wilayah tersebut, namun suara mereka tidak pernah direspons serius. Kebakaran tragis ini justru menjadi "alarm keras" yang memaksa pihak berwenang untuk bertindak. Sayangnya, tindakan ini terlihat lebih sebagai reaksi spontan, bukan hasil dari pengawasan yang terencana dan konsisten.
Bahaya Penimbunan BBM Ilegal: Ekonomi dan Keselamatan Publik
Penimbunan BBM ilegal tidak hanya merugikan negara melalui kehilangan pendapatan dari subsidi BBM, tetapi juga menciptakan ancaman besar bagi keselamatan publik. Kasus kebakaran di Betoamabari adalah bukti nyata betapa bahayanya praktik ini. BBM yang disimpan di lokasi tidak layak dan tidak sesuai standar keselamatan dapat memicu ledakan dan kebakaran yang tak hanya merugikan pelaku, tetapi juga masyarakat sekitar yang tidak bersalah.
Selain itu, praktik penimbunan seperti ini juga menyebabkan kelangkaan BBM di pasaran. Ketika stok BBM disimpan oleh oknum tertentu untuk dijual dengan harga lebih tinggi, masyarakat luas menjadi korban. Mereka harus menghadapi harga BBM yang melambung dan kesulitan mendapatkan pasokan yang seharusnya tersedia dengan mudah.
Tanggung Jawab Kepolisian dan Pemerintah
Polres Baubau saat ini berada di bawah sorotan tajam. Publik menuntut jawaban, apakah penangkapan para pelaku yang dilakukan setelah insiden ini benar-benar akan diikuti dengan pengusutan tuntas hingga ke akar masalah, ataukah ini hanya sekadar langkah simbolis untuk meredam kemarahan warga?
Sebagai garda terdepan dalam penegakan hukum, kepolisian memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan kasus ini tidak berhenti pada "pelaku kecil" di lapangan. Harus ada investigasi mendalam untuk mengungkap jaringan yang terlibat, termasuk jika ada dugaan keterlibatan oknum aparat. Hanya dengan cara ini kepercayaan publik dapat dipulihkan.
Pemerintah daerah juga harus mengambil pelajaran penting dari peristiwa ini. Pengawasan terhadap distribusi BBM harus diperketat. Sistem distribusi yang transparan dan pengawasan aktif dapat menjadi kunci untuk mencegah praktik penimbunan serupa di masa depan. Selain itu, perlu ada program edukasi bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya dan dampak negatif dari aktivitas ilegal seperti ini.
Momentum Perubahan atau Sekadar Insiden?
Kasus di Betoamabari ini harus menjadi momentum bagi pemerintah dan aparat keamanan untuk melakukan pembenahan besar-besaran. Namun, jika hanya menjadi insiden sesaat yang dilupakan begitu saja, maka kita hanya menunggu waktu hingga tragedi serupa terulang kembali di tempat lain.
Penegakan hukum yang tegas, pengawasan yang ketat, dan keterlibatan aktif masyarakat adalah langkah yang harus diambil segera. Apakah Polres Baubau dan pemerintah daerah mampu membuktikan bahwa mereka benar-benar serius menangani masalah ini? Ataukah publik akan kembali kecewa melihat kasus ini hilang dalam kerumunan berita lain tanpa solusi nyata?
Kini, masyarakat Baubau menanti. Kepercayaan mereka telah digadaikan oleh kejadian ini, dan hanya langkah konkret yang dapat mengembalikan rasa aman dan kepercayaan yang sudah lama luntur.